Senin, 09 April 2012

Di Persimpangan Jalan (Masih Menunggu)


Derap derap bunyi kaki dikehampaan
Ku susuri lorong-lorong sunyi
Gelap tanpa setitik cahaya
Sunyi senyap semakin ku rasa

Lima bungkus es krim sudah kuhabiskan
Penghilang kecewa yang melanda

Ku tenggok kanan
Masih kau tak nampak
Ku tenggok kiri
Masih juga kau tak terdeteksi
Huh, di mana kamu?
Sebatas mata memandang
Hanya debu jalanan yang menutup pandang

Ku masih sabar,
Di suatu sudut aku masih menunggu
Detik-detik waktu sudah tak terhitung
Lima menit
Aku masih sabar menanti
Lima belas menit
Aku masih sabar menunggu
Empat puluh lima menit
Aku masih terdiam, terpaku dan membisu
Melirik setiap sudutku
Berharap itu kamu
Dengan setangkai bunga mawar merah ditangan kananmu
Satu jam sudah ku menunggu yang tak tentu
Aku tetap terpaku, tersudut dan membisu

Ku terdiam, semakin membisu
Sedetik menantimu disini bagai sehari
Berulang kali ku lirik jam di handphone
Demi membunuh waktuku
Masih juga tak nampak wujud parasmu
Huh, di mana kamu?
Tanda kehadiranmu samar dan semakin tak terlihat
semakin meyakiniku..
Kau tak kan datang… !



Terdiam sejenak,
Tiba-tiba… rintik-rintik itu pun luruh, jatuh!
Bergulir tanpa ku tahu
Gerimis dan akhirnya deras


Ku ambil langkah
Pelan namun pasti
Berhenti terpaku tuk menunggumu
Berteman hujan,
Kususuri jalan ini,
Tak kunaikki sepedaku

Tak ku hirau
Mereka semua memandangku

Ku berlari
Ku berteriak
Aku pergi, dengan sendu yang mendayu

Inginku bertahan,
Tapi tak ingin terpaku
Dengan kecewaku,

Meninggalkan jejak-jejak
Yang mulai terhapus air hujan
Dan tertutup debu jalanan


Minggu, 1 April 2012

0 komentar:

Posting Komentar